BAB
SHALAT
”Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah
(pelakunya) dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-ankabut 29 : 45)
Shalat secara harfiah
berarti doa, rahmat dan sembahyang. Oleh para ulama lazim didefinisikan dengan ”Serangkaian ucapan (bacaan) dan
gerakan (anggota tubuh) yang diawali dengan takbir dan diakhiri/ditutup dengan
(ucapan) salam.”
TUJUAN
& FUNGSI SHOLAT
” Sesungguhnya AKU , AKU (ini)
adalah Allah, tidak ada Tuhan selain AKU, (oleh karena itu) maka semabhalah
AKU, dan tegakkanlah shalat untuk mengingat AKU.” (QS Thaha 20:14)
Seluruh peribadatan yang diperintahkan Allah memiliki
tujuan dan fungsi. Shalat adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh
Allah, maka shalat memiliki tujuan dan fungsi.
Berdasarkan ayat diatas maka tujuan utama shalat adalah
untuk mengingat Allah. Untuk mencapai itu, tidak mungkin shalat hanya dilakukan
sekali seumur hidup, tetapi harus terus menerus, diulang-ulang seumur hidup,
sampai masuk ke alam bawah sadar dan mempengaruhi aktifitas sehari-hari, agar
di luar shalat (setelah shalat) tetap ingat kepada Allah kapanpun, dimanapun,
aktivitas apapun, bersama siapapun dan dalam kondisi bagaimanapun.
FUNGSI
:
Mempertimbangkan semua fakta ini, maka
diantara fungsi shalat adalah :
1. Mencegah pelakunya dari kemungkinan melakukan hal-hal
yang keji dan mungkar.
Fahsya’ (keji), kata pluralnya Fawahisy adalah melampaui
batas, buruk, jelek, keji, kotor, jorok dan menjijikkan. Sedangkan Munkar,
bentuk pluralnya al-Munkarat juga bermakna perbuatan yang keji.
Perbedaannya terletak pada bobot keburukannya. Kata fahsya’ mengandung
konteks dampak negatifnya lebih besar baik secara lahir maupun bathin,
sedangkan munkar dapat dinyatakan lebih rendah dan hanya meliputi
kejahatan lahir yang belum tentu meliputi kejelekan batin.
2. Sebagai sarana
untuk memohon pertolongan kepada Allah.
Setiap orang pasti meminta bantuan kepada orang lain, apakah itu anak/orang
tua, suami/istri, majikan/pesuruh, atasan/bawahan dan yang lainnya. Namun pertolongan
yang diberikan kepada manusia, apapun status sosialnya,
bidang apapun dan konteks permintaannya, pasti memiliki keterbatasan. Sedangkan
Allah tidak terbatas sama sekali pertolongan-NYA. Itulah sebabnya kita
diperintahkan meminta pertolongan hanya
kepada Allah dalam pengertian yang sesungguhnya – iyya kana’budu wa iyyaka
nasta’in.
THE
ESSENCE OF SHALAT
Ibn Qayyim al-Jauziyyah dengan untaian
kata-kata yang indah mengungkapkan keindahan shalat yang agung, seperti berikut
ini :
”Shalat itu ditempatkan sebagai persembahan yang paling
lengkap (sempurna) dan sarana penyembahan terbaik yang dilakukan hamba terhadap
al-Khaliq karena muatan pengagungan/penghormatannya yang melibatkan
seluruh panca indera dan segenap organ tubuh yang lainnya, mulai dari ucapan
lisa, gerakan kedua tangan dan kedua kaki sampai kepala berikut bagian-bagian
integral dari padanya sampai kepada segenap anggota badan yang lainnya.
Masing-masing organ tubuh memetik hikmah (dampak positif) tersendiri yang menjadi
bagiannya dari ibadah yang sangat agung lagi terukur ini, termasuk kepuasan
bathin yang juga memiliki bagian khusus disamping membangkitkan hati nurani
dengan sebab tuntutan dan tuntunan peribadatan ini.
SHOLAT ADALAH CHARACTER BUILDING
Jumlah Rakaat- Jujur
Pelaksanaan Sholat- Tanggung Jawab
Hari Kemudian -
Visioner
Waktu Sholat -
Disiplin
Jamaah - Kerjasama
Shaf - Adil
Salam Kanan Kiri - Peduli
Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. Al Ankabuut 29: 45
0 komentar:
Posting Komentar