SEKULARISME


a.    Sekularisme
     Sekularisasi dan sekularisme sama-sama berasal dari kata “sekular”. Dalam bahasa inggris, kata “secular” berarti yang bersifat duniawi, fana, temporal, yang tidak bersifat spiritual, abadi dan sacral, kehidupan diluar biara dan sebagainya.
     Istilah sekularisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1846 oleh George Jacub Holyoake yang menyatakan bahwa sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supernaturalisme (Supernaturalisme juga meyakini ada dunia lain yang gaib, tak terlihat, dunia setelah mati (akhirat)).
    Pengertian Sekularisme adalah suatu proses yang terjadi dalam segala sektor kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang terlepas dari dominasi lembaga-lembaga dan simbol-simbol keagamaan. Kemudian sekularisme mengandung pengertian suatu proses pembebbasan manusia dalam berpikrnya dan dalam segala sektor kehidupan pribadi dan masyarakatnya yang berwujud dalam berbagai aspek kebudayaan, dari segala yang bersifat keagamaan dan metafiska, sehingga bersifat duniawi belaka.

b.    George Jacub Holyoake (1817-1906)
 Pendiri dari Sekularisme adalah Holyoake kelahiran Birmingham, Inggris, anak seorang pekerja kasar. Kendatipun ia pada mulanya berpendidikan agama, kehidupan remajanya yang diliputi dan ditempa oleh situasi sosial dan politik ditempat kelahirannya yang keras, maka sikap Holyoake berubah, dan akhirnya ia menjadi terkenal karena sekularismenya. Perlu dicatat bahwa pada mulanya sekularisme ini belum berupa aliran etika dan filsafat, melainkan hanya merupakan gerakan protes sosal dan politik.
       Pokok-pokok ajaran sekularisme dapat diperoleh dalam karyanya, seperti: Principle of Secularism (1861), Hie Trial of Ttieism (1558), The Limits of theism (1861), The Origin and Nature of Secularism (1866).

c.    Prinsip Dasar dan Etika Sekularisme
 Prinsip yang essensial dalam sekularisme ialah mencari kemajuan manusia dengan alat materi semata-mata. Dengan demikian, jelaslah bahwa sekularisme masuk kategori materialisme.
Etika dalam pandangan sekularisme harus didasarkan atas kebenaran ilmiah, keberadaan yang bersifat sekularistik, tanpa ada kaitan dengan agama dan metafisika. Kebenaran ilmiah yang diperoleh lewat pengalaman yang telah menghasilkan kemajuan ilmu-ilmu sekular seperti matematika, fisika, dan kimia telah berhasil pula membawa kemajuan bagi kehidupan manusia. Justru kebenaran ilmiah itu harus mendasari pula terhadap etika, atau tingkah laku dan perikehidupan manusia. Disini, tampak adanya pengaruh positivisme dan sekularisme. Bahwa, kalau dlacak lebih mendalam, sekularisme dibidang etika dan menerapkan kebenaran ilmiah padanya, susah dikemukakan oleh Voltaire (1694-1778) seorang filosof perancis yang pernah mengemukakan bahwa tuntutan hidup kesusilaan tidak bergantung pada pandangan metafisika dan agama, tetapi harus sesuai dengan tuntutan akal dan rasio.
Sekularisme menghilangkan unsur-unsur keramat dan gaib dari dunia. Karena paham sekularisme sering dipertanyakan, ada baknya kalau kita melihatnya dengan lebih jelas.

d.   Prinsp Rasio dan Kecerdasan
Prinsip rasio dan kecerdasan ini sangat dijunjung tinggi oleh sekularisme, karena kelanggengan sekularisme sangat bergantung kepada prinsip ini. Sebagaimana ilmu pengetahuan pun ditompang oleh prinsip ini, sekularisme pun sekaligus menyakini bahwa ilmu pengetahuan mampu mengajarkan aturan-aturan yang berkaitan dengan kebahagiaan, sebagaimana ilmu berprinsip bahwasanya kemapanan situasi dan kondisi kehidupan material mampu menghilangkan kemskinan dan kebejatan moral.
Walaupun Sekularisme pada abad ke-20 ini dapat dikatakan mengalami kemunduran –jka dibandingkan dengan masa jayanya-, semangatnya berhamburan dalam berbagai aliran yang tumbuh dan hidup subur berkembang didunia sekarang ini, bak dalam wajah materialisme, kapitalisme, pragmatisme, rasionalisme, humanisme, Liberalisme dan sebagainya.   
Revolusi kebudayaan paling dasyat yang dialami umat manusa sesudah belajar bercocok tanam, membangun rumah, dan mengembangkan kebudayaan kota sekitar 12 ribu tahun yang lalu adalah perkembangan masyarakat modern. Modernisasi merupakan suatu proses raksasa menyeluruh dan global. Tak ada bangsa dan masyarakat yang dapat mengelak darinya.
Sekularisme menjangkiti masyarakat modern, yaitu:
1.    Masyarakat modern pertama-tama adalah masyarakat yang berdasarkan industrialsas. Industrialisasi menjadi darah daging masyarakat modern. Industrialisasi menentukan bukan hanya bidang ekonomi, melainkan seluruh kehidupan masyarakat, penghayatannya, way of life , dan sebagainya.
2.    Industrialisasi, dengan demikan, menghaslkan suatu perubahan total dan amat mendalam dalam gaya hidup manusia. Manusia menjadi manusia modern.
3.    Industrialisasi tingkat pertama sudah dilalui olleh negar-negara industri. Teknologi merupakan ilmu baru, yaitu ilmu-ilmu yang secara khusus meneliti kekuatan-kekuatan alam denga maksud untuk memamfaatkannya bagi produksi industrial.
4.    Masyarakat modern adalah masyarakat yang kecuali dalam kedalam darurat dan luar biasa tidak mengalami lagi ketergantungan pada alam.
5.    Masyarakat modern menghasilkan perubahan mendalam dalam cara manusia berpikir. [1]








     




[1] Hendi, Suhendi, Filsafat Umum (Dari Metologi Sampai Teofilosofi). (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008).

0 komentar:

Posting Komentar