Sejarah Filsafat Indonesia


Sejarah Filsafat Indonesia

A.     Sejarah Filsafat Indonesia
      Menurut studi Mochtar Lubis, Filsafat Indonesia sudah dimulai oleh genius lokal Nusantara di era neolitikum, sekitar tahun 3500–2500 SM. Tapi, sebagai nama kajian akademis Filsafat Indonesia merupakan kajian akademis baru yang berkembang pada dasawarsa 1960-an, lewat tulisan rintisan M.Nasroen, Guru Besar Luar Biasa pada Jurusan Filsafat di Universitas Indonesia, yang berjudul Falsafah Indonesia (1967).
      Mochtar Lubis Mengatakan bahwa filosof Indonesia yang paling termula ialah para leluhur, yakni para bijak dan para cerdik pandai yang hidup dalam suku-suku etnis asli Indonesia (orang Barat menyebutkan mereka 'primitif'), seperti suku Sakuddei di Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), suku Atoni di Timor Timur, suku Marind-Anim di Papua (Irian Barat), juga di suku Minangkabau, Jawa, Nias, Batak, dan lain-lain. Kemudian, pada saat migran-migran Tiongkok datang ke Indonesia antara tahun 1122-1222 SM, mereka membawa serta dan memperkenalkan Taoisme (ajaran filsafat dari Lao-Tzu di negeri Cina (abad ke-6 SM) yg menganjurkan bertindak sesuai dengan alam, dan bukan melawannya) dan Konfusianisme( Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (dilahirkan pada tahun 551 SM )  Konfusianisme mementingkan etika yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik, dan Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini)  kepada mereka. Pada sekitar tahun 1000 M adalah masa berkembangnya alam pikiran Indonesia yang disebut sebagai Filsafat Indonesia, yang ditandai dengan kemunculan tradisi literer-filosofis Hindu-Buddha pengaruh India. sejak awal tahun 1400-an hingga seterusnya, datanglah pemikiran Islam ke Indonesia. Terakhir, di awal abad 19 M datanglah Filsafat Barat dari orang Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda yang datang ke Indonesia. Jadi, hampir semua filsafat di dunia pernah tersebar di Indonesia, Begitulah sejarah Filsafat di Indonesia jika di uraikan dari segi kaca mata filsafat. 

0 komentar:

Posting Komentar